Mempertimbangkan pemilihan umum 2019, Kementerian Kesehatan dan KPU akan memperkuat kesehatan para pejabat KPPS
In: NasionalJakarta, TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Kesehatan dan Komisi Pemilihan Umum Indonesia (KPU) melaksanakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pada Konferensi Pekerjaan Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2020.

Dalam kerja sama ini, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Presiden KPU Arief Budiman menandatangani nota kesepahaman atau nota kesepahaman
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi dan KPU bertujuan untuk pemilihan 2020 tahun ini. Pejabat atau KPPS mendukung hingga pemilihan berikutnya.
“Kami benar-benar merefleksikan pengalaman masa lalu, tentu saja, ini adalah langkah konkret dan positif, sehingga di masa depan kami akan benar-benar memperkuat layanan medis, karena melibatkan banyak orang, melibatkan begitu banyak orang mobilisasi, Dan beban kerjanya juga sangat tinggi, “kata Oscar kepada JIEXPO Kemayora di Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2020). — Membaca: Dengan tegas menolak mantan warga negara Indonesia ISIS “Bravo atas nama Jokowi”
Oscar mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan akan menjadi agen KPPS untuk setiap program sebelum dan sesudah pemungutan suara Bangun layanan medis. . Di tempat, itu harus dilakukan dengan sangat baik. Dia menyimpulkan bahwa ini adalah bagian dari pedoman yang akan kami siapkan dengan KPU nanti.
Kita tahu bahwa dalam pemilihan umum 2019, KPU mencatat 894 korban dan 5175 orang sakit. Juru bicara itu mengatakan: “Ini sering digunakan sebagai diskusi terbuka tentang jumlah perwira yang meninggal dan petugas yang sakit. Kami telah memenuhi tanggung jawab kami,” kata ketua KPU Arief Budiman, yang merefleksikan hasil pemilu pada periode yang sama pada 2019 dan Dalam persiapan pemilihan umum yang sama tahun 2020 di kantor KPU Departemen Pusat Jakarta pada tahun 2020- (Rabu (22/1/2020) – ia mengatakan bahwa beban kerja pemilu 2019 cukup besar untuk menjadi salah satu faktor yang menyebabkan banyak petugas sakit atau mati. .- Oleh karena itu, Arief menyarankan menggunakan ringkasan elektronik untuk mempercepat proses perhitungan, daripada membuat masalah bagi petugas. Dia menyatakan: “Beban kerja sangat berat pada pemilihan 2019 kemarin dan kami mengusulkan dan menggunakan ulasan elektronik “.