Dorong industri dalam negeri, Bea Cukai memfasilitasi ekspor pertama PT Wanho ke China
In: Bea CukaiTRIBUNNEWS.COM-Sebagai komitmen penggunaan fasilitas di kawasan berikat, PT Wanho Industries Indonesia yang berlokasi di Kabupaten Badang, Jawa Tengah berada di bawah pengawasan Bea dan Cukai Tegal.Perusahaan melakukan ekspor ke kawasan tersebut untuk pertama kalinya karena merupakan kawasan berikat (KB), Rabu (03 / 6) .
PT Wanho adalah salah satu unit bisnis Wanho Holding Group, yang merupakan perusahaan terkemuka di bidang mobil die-casting, yang berkantor pusat di Guangzhou, China. ——Niko Budhi Darma, Direktur Kantor Bea Cukai Tegal, mengatakan: “Di bawah pengawasan dan bantuan Bea Cukai Tegal, ekspor PT Wanho terutama untuk diekspor ke Perusahaan Plastik Logam Zengcheng Wanho di Guangzhou, China.” Perusahaan tersebut berlokasi di bidang yang sama di Indonesia. Banyuputih yang berlokasi di Batang berkomitmen untuk mengekspor 100% produknya ke berbagai negara.
Perusahaan berencana menginvestasikan 150 miliar riyal untuk secara bertahap menyerap tenaga kerja 2.000 orang. Sampai 2021.

Andrew R. Tuah, Direktur PT Wanho Industries Indonesia, dalam sambutannya di Bea Cukai Jawa Tengah dan DI Yogyakarta mengungkapkan bahwa PT Wanho awalnya berlokasi di Jakarta, namun karena berbagai faktor, akhirnya Jateng terpilih sebagai lokasi baru perusahaan . Andrew mengungkapkan, selain lebih murah lahan dan proyek pembangunan, iklim masyarakat dan tenaga kerja juga menjadi pertimbangan.
“Dengan adanya Badan Keluarga Berencana ini, kami harapkan PT Wanho mengatakan pada tahun 2021 modal akan bertambah 50 Miliar rupiah dan barang modal akan berjumlah 25 Miliar rupiah. Tentu akan menyerap lebih banyak tenaga kerja. PT Wanho Produk yang diekspor adalah 15.480 Nicolas, dan nilai ekspornya adalah 38.384,8 dollar AS atau Rp 543.698.474,18 dari mobil cor.
Ini akan dilakukan melalui laut melalui pelabuhan Tanjung Mas Semarang dan peti kemas disegel oleh petugas bea cukai. — “Dengan“ menyediakan fasilitas keluarga berencana diharapkan produktivitas usaha dapat meningkat sehingga mendorong pertumbuhan investasi dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri di pasar internasional, ”tutup Nico. (*)